top of page

Seorang Mahasiswa


Mahasiswa adalah agen perubahan bangsa, mungkin kata ini sering didengar mahasiswa saat awal - awal masuk kuliah. Ya benar, tentu saja mahasiswa adalah agen perubahan sampai saat ini saya mengilhami hal itu. Saat kelas 12 SMA kita tentu saja berfikir untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, ada yang dari paksaan ataupun memang ingin memperbaiki ekonomi keluarga lewat bangku perkuliahan. Saat ini banyak mahasiwa yang sibuk sendiri mengurusi masa depannya, ataupun sibuk dengan hidupnya sendiri entah apa yang diurusi. Mungkin sesuatu hal yang penting baginya. Ketika awal-awal masuk kuliah banyak dosen yang ingin tau tujuan mereka masuk kuliah apa, ada yang segan menjawab ada pula yang blak-blakan menjawab menjadi orang kaya!

Tidak salah ingin bercita-cita apapun bahkan menjadi kaya, itu suatu hal yang manusiawi. Para mahasiswa harus tegas dalam masa depannya. Tetapi saya berpikir adakah salah satu mahasiswa memiliki pikiran bahwa “saya berdiri di sini untuk masa depan, bukan hanya untuk diri saya tetapi untuk masa depan bangsa ini juga”. Saya yakin dari sekian banyak mahasiswa mungkin hanya sekitar 2% yang berpikiran seperti itu, mengapa? Karena mereka tidak yakin akan sanggup untuk terlibat di negara ini. Seperti yang saya bilang bahwa mahasiswa adalah Agent of change, tidak ada yang bisa mengubah hal itu.

Kampus merupakan tempat untuk menciptakan perubahan itu, tentu dimulai dari mana kampus yang tidak terlalu mengintervensi dalam kemahasiswaan, menjadi bebas adalah hak mutlak yang dimiliki setiap mahasiswa. Tapi ironi saat ini kampus terlalu banyak terlibat lewat peraturan - peraturan yang mungkin sedikit banyak menggangu kebebasan itu. Banyak contoh mahasiswa yang mendapatkan “surat mematikan” hanya karena mengkritik birokrat kampusnya. Bagaimana ingin menjadi agen perubahan jika harga mereka setara dengan selembar kertas mematikan. Tentu mereka berpikir menjadi diam dan boneka adalah hal yang aman.


Mahasiswa sekarang banyak takutnya, takut putus dengan pacar, takut ipk tidak mempuni, takut ini dan itu. Berbeda dengan mahasiswa dulu, keberanian mereka bahkan sampai mengulingkan tahta maha besar di negeri ini. Mungkin kita perlu banyak belajar bagaimana menjadi mahasiswa yang tidak melulu soal ipk dewa ataupun pekerjaan yang membuat kaya. Mungkin sekarang saat kita bersama merenungkan bagaimana nasib bangsa ini ketika muda mudinya saja malas untuk bersuara.


Tentang Kami
Anda beropini? Kami menyuarakan!

Suarakan tulisan anda bersama Panah Kirana. Kirimkan tulisan apa saja ke email kami dan akan kami suarakan di dalam kolom!

*Format: nama, judul, tulisan

Kirim Tulisan
Cari dengan tagar
No tags yet.
Social Media PANAH KIRANA
  • line
  • Instagram Social Icon

Ikuti terus perkembangan kami

bottom of page