Pemaksaan Diri yang Tidak Berhasil
Hari Buku Nasional diperingati setiap tahunnya pada tanggal 17 Mei yang berdasarkan berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada 17 Mei 1980. Orang mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Hal tersebut benar, hanya dengan sebaris kata-kata, wawasan kita dapat bertambah, imajinasi kita dapat mulai membayangkan secara luar biasa. Contohnya, apabila kita membaca,
‘Penyihir cilik itu langsung melesat melintasi langit malam dengan menggunakan sapu terbangnya. Ia tidak sabar merasakan petualangan-petualangan yang menantinya. Kucing hitam kesayangannya bertengger di bagian belakang sapunya seraya mengeong-ngeong seakan turut merasakan kegirangan majikannya.’
maka kita akan membayangkan suasana langit malam, namun tentang kondisi langit malam itu sendiri, apakah penuh dengan bintang ataukah mendung? Apakah malam itu sejuk dan berangin ataukah malam yang hangat? Seseorang dapat membaca kalimat yang sama tetapi interpretasinya di dalam pikiran mereka bisa berbeda-beda. Itulah ajaibnya membaca.
Penulis yang baik bahkan dapat menggugah hati pembaca sehingga pembaca dapat turut merasakan emosi dan simpati terhadap karakter-karakter di dalam bukunya. Dengan banyak membaca, otak akan terus dipacu untuk berpikir. Dalam sebuah studi berjudul Short- and Long-Term Effects of a Novel on Connectivity in the Brain yang dipublikasi dalam jurnal Brain Connectivity, para peneliti menemukan bahwa terfokus membaca sebuah novel dapat meningkatkan konektivitas di otak dan meningkatkan fungsi otak. Menariknya, membaca fiksi ditemukan mampu meningkatkan kemampuan pembaca untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan melenturkan imajinasi dengan cara yang mirip dengan visualisasi memori otot dalam olahraga.
Masih banyak lagi benefit membaca bagi otak manusia. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua orang dilahirkan gemar membaca. Terutama di Indonesia, minat membaca masih tergolong sangat rendah. Dari data studi 'The World’s Most Literate Nations’ yang pernah dirilis Central Connecticut State University pada tahun 2016, Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara. Posisi itu persis dibawah Thailand dan diatas Bostwana. Hal itu dikarenakan sampai pada hari ini, buku sering dilihat sebagai sesuatu yang membosankan, apalagi jika disandingkan dengan teknologi yang semakin lama makin canggih – buku tentunya akan terlihat dalam tanda kutip “kuno”. Namun, sebenarnya ada hal-hal yang dapat secara tidak sadar makin memperparah ketidaktertarikan untuk membaca.
Menurut survey yang dilakukan oleh Scholastic.com, terkadang pembaca merasa bahwa mereka harus menyelesaikan setiap pemilihan bacaan, tidak peduli seberapa panjang atau sulit bacaan tersebut. Apabila hal tersebut terjadi, maka membaca akan menjadi suatu hal yang terpaksa dan pada akhirnya hanya menjadi beban dari suatu kegiatan yang seharusnya menyenangkan. Memaksa anak-anak untuk membaca sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuan mereka, atau yang tidak ada relevansinya sama sekali dengan mereka akan membuat mereka merasa bahwa membaca adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan kedepannya minat mereka untuk membaca akan semakin menurun. Hal ini juga berlaku bagi orang dewasa, dimana seringkali orang dewasa merasa bahwa mereka harus membaca sesuatu yang dalam tanda kutip lebih “berbobot”, padahal mereka sendiri tidak tertarik pada bacaan tersebut dan pada akhirnya mereka merasa tidak ingin menyelesaikan membaca buku tersebut.
Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut tentunya adalah dengan tidak terlalu memaksakan diri dan memulai dari hal-hal yang mudah. Membaca tidak harus dimulai dari membaca novel tebal sekaligus, bisa dimulai dari membaca artikel-artikel pendek yang terlihat menarik, lalu panjang teks juga semakin ditingkatkan. Apabila membaca sesuatu yang bersifat non-fiksi terasa tidak menarik, maka dapat dimulai dengan membaca sesuatu yang bersifat fiksi dahulu. Dengan peningkatan yang dilakukan secara gradual, non-pembaca akan terkejut saat menyadari bahwa mereka pun dapat menikmati kegiatan membaca.
“A reader lives a thousand lives before he dies, said Jojen. The man who never reads lives only one.” ― George R.R. Martin, A Dance with Dragons
Selamat Hari Buku Nasional!