top of page

Hari Kebangkitan Nasional: Kebangkitan Rasa Nasionalisme di Era Modern


KARAWACI, PANAH KIRANA – “Kesadaran nasional sebagai janin melahirkan kebangkitan di negeri seribu pulau” Mungkin itulah kalimat yang dapat menggambarkan intisari dari makna kebangkitan nasional di Indonesia.


Setiap tanggal 20 Mei bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Peringatan ini didasari pada tanggal dibentuknya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908. Pada tahun 1948 Soekarno menetapkan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Organisasi ini merupakan salah satu entitas penting dalam persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia demi terlepas dari feodal kaum penjajah. Pada masa itu, kerap kali penyimpangan politik etis dilakukan sehingga tidak membawa dampak kesejahteraan bagi kaum bumiputera.


Organisasi Boedi Oetomo digagaskan pertama kali oleh Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan didirikan oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA. Pada awalnya, Boedi Oetomo bergerak dalam bidang sosial, budaya dan pendidikan. Namun seiring berjalannya waktu dan keaadan politik pemerintah kolonial Hinda-Belanda yang disebabkan oleh Perang Dunia I menyebabkan organisasi ini mulai bergerak di bidang politik. Pada saat itu pemerintah kolonial memberlakukan wajib militer bagi kaum pribumi. Lalu organisasi Boedi Oetomo memberikan syarat kepada pemerintah untuk membentuk suatu lembaga perwakilan rakyat (Volksraad) terlebih dahulu sebelum memberlakukan wajib militer. Akhirnya Volksraad dibentuk pada 18 Mei 1918. Dalam bidang politik, Boedi Oetomo mempunyai cita-cita untuk membuat Indonesia merdeka dan terlepas dari penjajahan.


Di zaman sekarang–pasca kemerdekaan, perlukah kesadaran nasional seperti zaman dulu? Apakah penting memaknai kebangkitan nasional di era modern ini? Bagaimana cara mengimplementasikan pemaknaan dari kebangkitan nasional itu sendiri?


Tentunya kita sebagai masyarakat Indonesia tidak boleh melupakan kebangkitan nasional sebagai bagian dari sejarah bangsa ini. Seperti yang dikatakan oleh Soekarno, “Jasmerah!”. Implikasi rakyat Indonesia sebagai “aktor” demi memajukan kepentingan negara di permukaan dunia sepatutnya menjadi implementasi dalam memaknai kebangkitan nasional. Tanpa harus diargumentasikan lebih lanjut, memiliki rasa nasionalis itu penting!


Kita semua sebagai rakyat Indonesia memiliki peran masing-masing. Kita merupakan “aktor” yang bermain dalam suatu stage yang disebut negara. Watak tokoh yang kita mainkan tergantung dari keinginan diri kita sendiri dan pengaruh dari hal-hal yang kita konsumsi. Bagaimana cara kita berlakon sangatlah menentukan nasib dari masa depan bangsa ini.


Tidaklah menjadi suatu keharusan untuk menjadi seorang politikus atau profesi hukum supaya bisa berperan dalam memajukan bangsa. Kita dapat memulainya dengan hal-hal mendasar, dengan memberikan suatu manfaat bagi orang lain, menjaga hubungan dalam bermasyarakat, membuat suatu karya yang mempunyai nilai positif, serta menjadi individu yang bermoral baik dan berintegritas sudah menjadi modal yang sangat cukup dalam merealisasikan kebangkitan rasa nasionalisme di era modern saat ini.


Tentang Kami
Anda beropini? Kami menyuarakan!

Suarakan tulisan anda bersama Panah Kirana. Kirimkan tulisan apa saja ke email kami dan akan kami suarakan di dalam kolom!

*Format: nama, judul, tulisan

Kirim Tulisan
Cari dengan tagar
No tags yet.
Social Media PANAH KIRANA
  • line
  • Instagram Social Icon

Ikuti terus perkembangan kami

bottom of page