Pemilihan Ketua DARE: Seorang Pembuka Halaman Baru
PANAH KIRANA-KARAWACI Debate and Research atau biasa disebut DARE merupakan salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan yang bergerak di bidang debat dan riset. Perlombaan yang paling sering diikuti dalam bidang riset yakni contract drafting, constitutional drafting, legal drafting, legal opinion, serta karya tulis ilmiah. UKM ini terbentuk pada tahun 2013 oleh Densen Handra sebagai salah satu Founding Fathers.
Selasa lalu (10/7) DARE mengadakan pemilihan ketua umum baru yang diselenggarakan di Ruang 401, Gedung D, UPH. Acara dimulai sekitar pukul 16.00 sampai 17.00 WIB. Di awal acara, Ridwan Khoerudin sebagai calon tunggal ketua DARE melakukan presentasi mengenai visi dan misi serta tujuan yang disertai tanya jawab di hadapan seluruh anggota dan pengurus DARE. Setelah mendengarkan presentasi yang disampaikan, pemungutan suara pun dilakukan. Pada saat penghitungan suara, Ridwan lebih banyak mendapatkan suara yang menyetujuinya sebagai ketua. Lalu acara dilanjutkan dengan sepatah dua patah kata oleh Monica Tjahjono sebagai Ketua DARE periode 2017/2018 dan dilanjutkan dengan Ridwan selaku Ketua DARE FH UPH periode 2018/2019.
Ridwan berharap hubungan antar sesama anggota DARE dan dosen FH UPH bisa lebih baik sehingga menciptakan sinergi dalam perkembangan DARE seterusnya.
Visinya adalah untuk meningkatkan sense of belonging, responsibility, serta social sensibility. Ia menganggap bahwa alasan pentingnya sense of belonging ialah dengan adanya rasa memiliki dalam setiap anggota DARE itu sendiri, maka setiap orang dapat memberikan kepada anggota-anggota lainnya. Lalu responsibility diperlukan karena kita harus bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan dan menegur anggota lainnya jika berbuat kesalahan. Terakhir, Ridwan ingin membangun kepekaan bagi setiap anggota DARE. Kepekaan yang dimaksud dapat berarti kepekaan terhadap sesama teman maupun sesama delegasi lomba.
Ia juga mengatakan akan menekankan dua hal yaitu sistem mentor and mentee dan sistem training untuk Debat Internal maupun setelahnya. Sistem ini bertujuan untuk mendekatkan hubungan antara junior-junior serta junior-senior dalam berbagi suka maupun duka. Mengenai sistem training ini berfungsi untuk mempersiapkan delegasi jauh waktu sebelum perlombaan dimulai.
Monica menganggap Ridwan sebagai Ketua DARE yang baru dapat “merangkul” dan mengeluarkan potensi dari anggota DARE. “Ridwan sebagai ketua umum yang baru bisa menjadi pembuka halaman baru. Dia mempunyai suatu kepribadian yang mungkin berbeda dari ketua-ketua sebelumnya, mungkin dia bisa lebih merangkul anggota- anggota DARE, dia bisa lebih mengeluarkan potensi dari anak-anak DARE yang memang seharusnya kalau organisasi akademis seperti itu membutuhkan orang yang bisa mancing potensi dari anak-anak anggota DARE itu sendiri,” ujar Monica.
Ia juga berharap Ridwan dapat membentuk karakter anggota-anggota DARE. “Harapan aku kepada Ridwan adalah bisa mempertahankan dan meningkatkan lagi prestasi yang bisa kita dapetin tapi nggak cuman prestasi, dia juga harus bisa ngeluarin sikap respect dan nilai-nilai moral dari anggota DARE itu sendiri. Jadi selain prestasi juga ngebentuk karakter dari anggota DARE itu sendiri.”
DARE dalam masa kepemimpinan Monica telah berhasil meraih beberapa prestasi yang mengharumkan nama Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan.
“Kalo dari DARE sendiri keberhasilannya mungkin bisa dilihat dari prestasi yang udah kita capai, misalnya waktu itu kita pernah Juara Harapan II Constitutional Drafting 2017 di MPR, terus Juara III Contract Drafting di UI, serta Juara 1 dan Best Presentation KTI di UIN tahun 2017. Harapan yang belum tercapai itu mungkin kayak gimana sih caranya kita dapet prestasi tapi secara konsisten karena kita dapet prestasinya juga saat masa-masa tertentu. Jadi masa-masa ketika orang (yang delegasi lomba) itu udah siap aja, tapi ketika kita mau regenerasi belum tentu bisa dapet (prestasi) itu lagi karena anggapannya kan kayak orang baru belajar gitu,” tambahnya.
