Hari Ulang Tahun ke-51 ASEAN
sumber: google.com
Organisasi regional Association of Southeast Asian Nations yang juga kerap dikenal dengan singkatannya “ASEAN” tentunya tidak lagi menjadi sesuatu yang asing terdengar bagi kita. Dengan perkembangannya dari waktu ke waktu, ASEAN sekarang sudah ternama secara global dalam aspek ekonomi dan sosial budayanya dan ini pun menjadi bagian dari identitasnya. Namun, apakah yang sebenarnya menjadi alasan pertama pembentukkan ASEAN 51 tahun yang lalu?
ASEAN pertama dibentuk oleh lima negara—Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina—dengan tujuan melindungi negara-negara di Asia Tenggara dari keganasan perang dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada saat itu. Karena tidak ingin negara-negara mereka diadu domba dan dijajah kembali oleh para aktor utama perang dingin, pembentukan ASEAN pun ditujukan sebagai wujud komitmen kelima negara tersebut untuk menjaga persatuan dan persaudaraan antara mereka. Komitmen tersebut kemudian dirumuskan secara tertulis di dalam Deklarasi Bangkok yang berisi tujuh buah tujuan ASEAN dan ditandatangani pada tanggal 8 Agustus 1967. Hari penanda tanganan tersebut menjadi hari resmi terbentuknya organisasi regional ASEAN.
Menempuh perjalanan 51 tahun, ASEAN yang awalnya bermula dengan hanya lima negara sekarang memiliki sepuluh negara anggota yang memiliki pertumbuhan dan potensi mereka masing-masing. Kishore Mahbubani, seorang Profesor dan Dekan di Lee Kuan Yew School of Public Policy di NUS (National University of Singapore) dan mantan diplomat senior Singapura, menjelaskan bedanya situasi rapat ASEAN di tahun 1970an dibandingkan dengan tahun 1990an. Melalui pengalaman beliau sendiri yang mengikuti rapat ASEAN, beliau menceritakan ketidakefektifan rapat ASEAN di tahun 1970an karena para delegasi tidak memercayai satu sama lain. Namun, saat beliau mengikuti rapat ASEAN di tahun 1990an, beliau sangat terkejut saat melihat cairnya rapat ASEAN yang berdasarkan asas kekeluargaan dan kepercayaan satu sama lain.
Setelah periode 1990an itu, ASEAN mulai mengalami momen-momen bersejarah yang signifikan, antara lain pembentukan perjanjian Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) yang disepakati pada tahun 1995, pembentukan Code of Conduct untuk Laut Natuna Utara, serta pembentukan dari ASEAN Charter sebagai pedoman negara-negara anggota yang pengesahannya pada Desember 2008.
Dalam segi keamanan dan politik, negara-negara anggota ASEAN belakangan ini telah bergantian dalam mencalonkan diri dan terpilih menjadi anggota tidak tetap dari United Nations Security Council (UNSC). Indonesia yang merupakan salah satu pendiri ASEAN, telah berhasil memenangi pemilihan umum untuk menempati kursi sebagai anggota tidak tetap UNSC untuk masa jabatan 2019-2020. Vietnam pun dilaporkan akan mengikuti pemilihan yang sama pada tahun 2019 untuk menjabat di UNSC dalam kurun waktu 2020-2021 yang akan datang.
Secara ekonomis, ASEAN juga telah mengalami pertumbuhan signifikan yang dipandang secara internasional. ASEAN yang semula hanya memiliki GDP total $37,6 miliar pada tahun 1970 kemudian mengalami penaikkan GDP hingga mencapai angka $2,6 triliun pada tahun 2016. Berdasarkan penelitian World Economic Forum, ASEAN jika dianggap sebagai negara, diprediksi mampu menduduki peringkat kelima dengan ekonomi terbesar di seluruh dunia.
Memang, menurut Kishore Mahbubani, ASEAN merupakan katalis untuk perdamaian, keajaiban geopolitik dan organisasi regional yang paling sukses setelah Uni Eropa. Kemajuan ASEAN ini pun bisa direfleksikan dari kepekaan masing-masing anggota ASEAN yang sadar bahwa melalui platform ASEAN lah negara mereka bisa mengalami pertumbuhan ekonomi dan stabilitas secara domestik.
Meskipun ASEAN mengalami perkembangan, tentunya masih banyak tantangan yang masih harus dihadapi organisasi regional ini. Cakupan hutan ASEAN yang semula berada di 72% persen pada tahun 1970 sekarang berkurang menjadi 42%. Selain itu, ada isu-isu seperti krisis Rohingya di Myanmar, kasus laut China Selatan yang melibatkan empat dari negara anggota ASEAN, dan relasi dengan Korea Utara. Isu-isu tersebut sedang dalam pembahasan di Singapura dalam pertemuan ke-51 para pemimpin di region ASEAN.
Di ulang tahun ASEAN yang ke-50 pada tahun 2017, para negara anggota ASEAN mengeluarkan ASEAN Leader’s Declaration yang ke-50 yang berisi komitmen-komitmen negara anggota dalam menegaskan kembali janji-janji yang sebelumnya mereka ambil dan juga komitmen dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan relevan. Semoga dalam tahun ini, para negara anggota dapat membahas dan merumuskan ide dan solusi yang dapat membantu, tidak hanya menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi sekarang, namun juga dalam pertumbuhan negara-negara di wilayah tersebut yang diwadahi oleh ASEAN. Pada hari ini, mari kita ucapkan selamat hari ulang tahun yang ke-51 untuk ASEAN dan berterima kasih atas segala perkembangan yang dapat hadir akibat keberadaan organisasi tersebut.