Hari Kemerdekaan Indonesia: Aku untuk Negeriku
PANAH KIRANA – Tak terasa, negeriku sudah merdeka selama 73 tahun! Negeri yang kata orang tiada badai dan topan ditemukan. Tanah yang kata orang adalah tanah surga. Kini, aku dapat melihat Sang Saka berkibar dengan tangguh. Setiap lambaian yang tercipta menimbulkan keindahan bagi setiap mata.
……
Tahun demi tahun telah berlalu…
Zaman telah berganti, era pun tak seperti dulu…
Tapi sayang, bangsaku terombang-ambing oleh perselisihan orang-orang berdasi dan berjas yang tak pernah beretorika apalagi umbar janji…
……
Dahulu aku bertanya dalam hati, apa yang telah bangsa ini berikan kepadaku? Terkadang aku membanggakan bangsaku, tetapi terkadang aku merendahkan bangsaku. Setelah kurenungkan lebih dalam, sebenarnya apa yang telah kuberikan kepada bangsa ini? Mungkin tidak lebih dari sekadar pajak belanjaan dan kritikan terhadap pemerintah. Menjadi masyarakat yang baik dan taat aturan? Saya rasa saya pun belum.
……
Dalam hati aku berkata, “Sangat cocok bila negeri yang hebat dengan bangsa yang besar,” tuturku. Sejujurnya, aku menginginkan negeriku menjadi negeri yang hebat. Aku tak bermuluk-muluk untuk memiliki negeri hebat dengan peralatan dan infrastruktur yang sangat canggih. Sederhana saja, negeri yang dicintai oleh semua rakyatnya. Sebuah negeri di mana rakyatnya bersyukur telah dilahirkan dan hidup di sana.
……
Untuk mencapai semua itu, pastilah butuh perjuangan dan proses yang tidak mudah. Menurutku, titik awal untuk memulai semua itu berasal dari diri sendiri. Mungkin banyak orang muda yang berangan-angan untuk mengubah negara ini menjadi tempat yang lebih baik. Namun, bagaimana mungkin apabila belum mengubah diri sendiri? Memang suatu kemungkinan pada akhirnya tetaplah menjadi kemungkinan. Semua hal bisa terjadi, tetapi aku berprinsip “ubahlah dirimu sendiri sebelum kau mengubah orang lain dan dunia ini!