top of page

Negeri Kahyangan: Asmara Aku, Kau, dan Dia

Aku mencintaimu dengan sederhana...

Hanya segelintir kata dengan sejuta makna…

Walau ku tahu kadang hati merana…

Tapi tak sampai timbul bencana…

Meskipun terlihat munafik atau bahkan menjijikkan, aku sangat bersungguh-sungguh. Kalimat itu adalah perasaanku, ya, perasaanku terhadap negeri ini! Bukan bermaksud untuk berlagak nasionalis atau terlihat idealis seperti para aktivis dan humanis yang tak sering berucap manis.

Kala cintaku mendamba rasa...

Hati pun terbagi tak kuasa…

Memandang Dia dengan esa…

Oh Tuhan, Aku terkutuk bermain asa…

Hatiku terbagi, toh, siapa yang menyangka? Itu hal yang lumrah saja kok. Tidak mungkin tidak ada orang yang mencintai keadilan. Setidaknya, setiap orang berharap untuk mendapatkan keadilan. Sekalipun ada, hanyalah para manusia yang patah hati saja. Mungkin satu alasan tambahan, mereka sangat mendambakan keadilan, tetapi pesan cinta mereka ditolak.

Bekerlapan bintang merah di surga…

Memaksa tuk merobek hati menjual raga…

Lantas membakar bumi tetap terjaga…

Hanya demi indahnya singgasana para naga…

Aku memang mencintaimu dengan sepenuh hati. Namun kehadirannya seolah memaksa diriku untuk berbagi hati. Kau pun datang kepadanya untuk menyakiti. Akhirnya diriku menjadi patah hati. Apakah aku terlalu sering bermain hati? Sepertinya aku harus berhati-hati dengan hati. Aku tak mau patah hati.

Sangatlah indah bermain aksara…

Tanpa ada bunyi dan satupun suara…

Seperti meludah bara di atas angkara…

Dengan penuh sunyi menata asmara…

Terkadang di dalam kesunyian malam, aku berpikir, “Siapakah yang lebih kucintai, Kau atau Dia?” aku bertanya dalam hati. Di dalam lubuk hatiku, aku mencintai kalian berdua. Tak mungkin terpisahkan. Seperti halnya mata dan pandangan. Tanpa mata, aku tidak dapat memandang. Tanpa pandangan, tidak ada artinya aku mempunyai kedua mata.

Betul bahwa sebuah fantasi tak cocok di dunia aksi…

Walaupun merangkai kata dengan sedikit basa-basi…

Tetapi aku bukanlah seorang politisi…

Hebat dalam beretorika dan berspekulasi…


Tentang Kami
Anda beropini? Kami menyuarakan!

Suarakan tulisan anda bersama Panah Kirana. Kirimkan tulisan apa saja ke email kami dan akan kami suarakan di dalam kolom!

*Format: nama, judul, tulisan

Kirim Tulisan
Cari dengan tagar
No tags yet.
Social Media PANAH KIRANA
  • line
  • Instagram Social Icon

Ikuti terus perkembangan kami

bottom of page